+1 234 567 8

pemdes@sidamukti.desa.id

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

Giat Ranting NU Sidamukti Dalam setiap agama, terdapat berbagai praktik keagamaan yang memainkan peran penting dalam kehidupan umatnya. Dalam Islam, salah satu ibadah yang melambangkan pengorbanan dan keikhlasan adalah ibadah qurban. Dalam pengajian Ranting NU Sidamukti pada Jum’at malam Sabtu ini digelar di Musholla Miftahud Huda Pengasuh Ky. Shoiman Dusun Langgenkepuh selaku Tuan Rumah, ibadah qurban sering menjadi topik diskusi yang mendalam dan penuh hikmah. Dengan merujuk Kitab Klasik yaitu Fathul Qorib (Taqrib) Karangan  Ahmad bin al-Husain bin Ahmad Al-Ashfahani yang dikenal dengan nama Al-Qadhi Abu Syuja’. dalam salah satu bab membahas ibadah qurban, serta makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.

KH. Achmad Toharun selaku Rois Suriah Ranting NU Sidamukti sekaligus Pembaca Kitab Taqrib diatas, dalam kajiannya menjelaskan bahwa Ibadah qurban adalah salah satu amalan ibadah dalam agama Islam yang dilakukan pada hari raya Idul Adha, sebagai bentuk penghormatan dan pengorbanan kepada Allah SWT. Ibadah ini dilakukan dengan menyembelih hewan ternak yang layak, seperti sapi, kambing, atau domba, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah serta berbagi dengan sesama.Terlebih 4 hari kedepan akan memasuki bulan Dzulhijjah salah satu bulan yang dimuliakan yang didalam bulan tersebut yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dilaksankan Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban.

Ibadah qurban sering diangkat sebagai tema yang penting untuk dipahami oleh umat Islam. Para ulama dan kiai NU menyampaikan pengajian ini untuk mengedukasi umat tentang makna dan hikmah di balik ibadah qurban. Mereka menjelaskan bahwa ibadah qurban bukan sekadar tindakan menyembelih hewan semata, tetapi juga melibatkan aspek spiritual, sosial, dan keikhlasan yang mendalam.Walaupun pada prakteknya dilapangan masih banyak yang perlu diluruskan terkait hukum dan ketentuan ibadah qurban. Maka dalam setiap kesempatan seperti ini, jamaah biasanya mengajukan pertanyaan yang kemudian akan dicatat oleh Pengurus Lembaga Bahtsul Masail Tingkat Ranting yang diketuai oleh Kyai Rosyidin dan Hasan Al Aqib, S.Pd,I selaku Sekretaris. Hadir juga sebagai Mushohih tentunya, selain Rois Suriah dan Pengurus LBM sendiri, ada juga Kyai Muda Generisi Penerus yaitu Muthobik Ikhsan (alumni leler), Ketua Tanfidz Ranting Kyai Em. Chasan, Kyai Ahmad Nuh dan lain-lain

Termaktub dalam sebuah catatan LBM, Makna Ibadah Qurban dalam Pengajian NU:
1. Pengorbanan dan Keikhlasan: Ibadah qurban mengajarkan pentingnya sikap pengorbanan dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan. Ketika seorang Muslim menyembelih hewan qurban, ia mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya sebagai bentuk taat kepada Allah. Ibadah qurban mengingatkan kita bahwa segala yang kita miliki adalah anugerah dari Allah, dan kita harus bersedia berkorban untuk kepentingan yang lebih besar.

2. Berbagi dan Kepedulian Sosial: Melalui ibadah qurban, umat Muslim diajarkan untuk berbagi dengan sesama, terutama kepada mereka yang kurang beruntung. Dalam pengajian NU, ditekankan bahwa bagian dari hewan qurban yang disembelih harus diberikan kepada fakir miskin, yatim piatu, dan kaum dhuafa. Hal ini mencerminkan sikap kepedulian sosial yang kuat dalam ajaran Islam, di mana umat diajarkan untuk memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan orang lain.

3. Ketakwaan dan Ketaqwaan: Ibadah qurban juga melibatkan aspek ketakwaan, di mana umat Muslim diberi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya. Melalui pengajian NU, dijelaskan betapa pentingnya memiliki ketaqwaan yang tinggi dan melakukan perbuatan baik dengan ikhlas, termasuk dalam pelaksanaan ibadah qurban.

4. Konteks Ekonomi dan Kemandirian; ibadah qurban juga dibahas dalam konteks ekonomi dan kemandirian umat. Masyarakat diajarkan untuk memahami bahwa qurban bukan hanya tentang pengorbanan hewan, tetapi juga bisa menjadi sumber pemberdayaan ekonomi. Dengan memanfaatkan daging qurban secara bijak, seperti melalui program pembagian daging kepada masyarakat yang membutuhkan atau usaha pengolahan daging, masyarakat dapat menggerakkan roda ekonomi dan mencapai kemandirian.

Kesimpulan:
Ibadah qurban merupakan ibadah yang mendalam dan memiliki makna yang melampaui sekadar penyembelihan hewan. Dalam Pembahasan kali ini, ibadah ini dianalisis dan dibahas secara mendalam, untuk memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam kepada umat Muslim. Melalui ibadah qurban, umat diajarkan tentang pengorbanan, keikhlasan, berbagi, kepedulian sosial, ketakwaan, dan kemandirian ekonomi. Semua pesan dan makna tersebut dirangkum dalam upaya meningkatkan spiritualitas dan membentuk karakter Muslim yang lebih baik.Wallahu A’lam Bishowab.