
Karya Penggiat Media RKDD untuk Masyarakat dan Budaya Desa
Sidamukti, Juli 2025 — Arus modernisasi dan teknologi digital memang tak terbendung, namun di tengah derasnya perubahan itu, semangat menjaga identitas budaya dan kearifan lokal tetap menyala di Desa Sidamukti, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap. Melalui kreativitas anak-anak mudanya yang tergabung dalam Penggiat Media Sidamukti, desa ini tengah menyiapkan karya besar berupa film desa bertema kehidupan masyarakat desa, tradisi, serta nilai-nilai lokal yang diwariskan lintas generasi.

Proyek film ini merupakan bagian dari gerakan digitalisasi desa berbasis kebudayaan, dan menjadi bukti bahwa teknologi tidak hanya soal modernitas, tetapi juga bisa menjadi alat untuk merawat akar, memperkuat karakter, dan mengangkat wajah asli desa ke panggung publik.
RKDD Sidamukti: Ruang Kreatif yang Diakui Nasional
Kegiatan ini digerakkan oleh Pengelola Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD) Sidamukti, yang telah mendapatkan SK resmi dari Kepala Desa dan diketahui oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. RKDD menjadi rumah kreatif dan ruang kolaborasi warga, terutama pemuda desa, untuk mengembangkan potensi konten berbasis lokalitas.
Dalam struktur kelembagaannya, RKDD Sidamukti tidak hanya berfokus pada penyebaran informasi melalui media sosial desa, tetapi juga mendorong pengembangan literasi digital, produksi konten audio visual, hingga pelatihan warga dalam bidang media dan komunikasi digital.

Film Desa: Dokumentasi, Edukasi, dan Pelestarian Budaya
Proyek film yang sedang digarap ini mengangkat tema besar: “Menjaga Budaya, Merawat Kearifan Lokal di Tengah Zaman”. Isi film akan menggambarkan potret kehidupan warga desa sehari-hari, mulai dari aktivitas bertani, tradisi memetri bumi, kisah tokoh masyarakat, hingga cerita rakyat lokal yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi.
Selain itu, film juga merekam upaya masyarakat dalam mempertahankan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, serta transisi desa menghadapi digitalisasi, dengan tetap berpijak pada nilai adat dan tradisi yang telah lama hidup.
Proyek ini diharapkan menjadi arsip budaya hidup, sarana edukasi generasi muda, sekaligus promosi identitas desa kepada dunia luar.

Proses Produksi: Dari Warga, Oleh Warga, Untuk Desa
Menariknya, seluruh proses produksi film ini dikerjakan oleh warga desa sendiri, khususnya para penggiat media dari unsur pemuda. Mulai dari penulisan naskah, pengambilan gambar, penyuntingan, hingga pengisi suara, semua dilakukan secara gotong royong dan dengan semangat cinta desa.
Pengambilan gambar dilakukan di berbagai titik ikonik desa Sidamukti seperti area persawahan, sungai Citanduy, pemakaman leluhur, dan lapangan Tunas Mukti. Adegan-adegan juga melibatkan tokoh adat, petani, ibu-ibu pengrajin, dan anak-anak sekolah, sehingga setiap fragmen kehidupan desa benar-benar autentik.

Dukungan Pemdes dan Harapan Bersama
Kepala Desa Sidamukti, Sutrisno, menyatakan apresiasi penuh atas inisiatif ini. Ia menyebut proyek ini sebagai wujud nyata kolaborasi antara teknologi dan pelestarian budaya.
“Kami mendukung penuh karya anak-anak muda Sidamukti. Mereka menunjukkan bahwa desa bisa berkarya, bukan hanya menjadi penonton perubahan, tapi pelaku utama yang kreatif dan mencintai budayanya,” ujar beliau.
Pemerintah Desa berkomitmen untuk mendukung produksi film hingga selesai, serta menyertakannya dalam berbagai ajang promosi kebudayaan, forum digital desa, dan bahkan potensi lomba film pendek desa di tingkat kabupaten maupun nasional.

Penutup: Semoga Lancar dan Dimudahkan
Melalui film ini, Sidamukti tidak hanya bercerita, tapi menyuarakan identitasnya kepada dunia. Di tengah globalisasi dan disrupsi digital, desa ini memilih untuk tetap berpijak pada akar budayanya, namun menggapai langit dengan kreativitas dan teknologi.
Semoga proses produksi film desa ini berjalan lancar, diberi kemudahan, dan menghasilkan karya yang inspiratif bagi desa lain di Indonesia. Sebab, seperti kata pepatah, “Orang yang tidak mengenal sejarahnya, akan hilang arah di masa depannya.”

Sidamukti berkarya — dari desa, oleh desa, untuk Indonesia.