
Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, banyak orang tua yang merasa “kalah” dalam menghadapi keinginan dan tuntutan anak-anaknya. Hal ini mengingat semakin berkembangnya konsep demokrasi di dalam keluarga, yang memberi ruang lebih luas bagi anak untuk berpendapat dan memilih jalannya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) pada Ahad (28/6), pepatah Jawa “Kebo nyusu gudel” (kerbau menyusu anaknya) kini banyak dialami oleh orang tua. Artinya, dalam banyak kasus, orang tua merasa kalah dan lebih cenderung mengikuti keinginan anak-anak mereka, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan.
Namun, artikel ini bukan bertujuan untuk menciptakan jurang pemisah antara keinginan anak dan orang tua. Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk mendorong pemahaman bersama bahwa terdapat ruang untuk komunikasi yang baik dan saling pengertian antara kedua belah pihak. Terlebih lagi, dalam konteks pendidikan dan pembinaan anak, khususnya dalam memilih pendidikan yang tepat, seperti pesantren.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Gus Yusuf mengingatkan bahwa orang tua seharusnya tidak merasa khawatir atau cemas ketika anak-anak mereka memilih untuk mondok di pesantren. Justru, orang tua harus bisa yakin bahwa pesantren adalah tempat yang penuh berkah dan kebahagiaan, tempat di mana anak-anak akan menemukan kedamaian dan keseimbangan dalam hidup. Pondok pesantren memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar tentang agama, etika, dan moral dengan pendekatan yang penuh kasih sayang dan bimbingan.
Kekhawatiran yang sering muncul, terutama tentang masa depan anak setelah mondok, sebenarnya bisa diatasi dengan memperkuat keyakinan bahwa pesantren bukan hanya tentang mengaji, tetapi juga tentang membangun fondasi spiritual yang kokoh dan mempersiapkan anak untuk menjadi pribadi yang mandiri dan berguna bagi masyarakat. Orang tua sebaiknya tidak melihat pondok pesantren sebagai tempat yang jauh dari harapan mereka, tetapi sebagai langkah penting untuk menciptakan kebahagiaan yang hakiki bagi anak-anak mereka di masa depan.
Sebagai orang tua, kita harus meyakinkan diri bahwa segala keputusan yang diambil untuk masa depan anak-anak adalah bagian dari rencana Tuhan yang lebih besar. Pendidikan pesantren adalah salah satu jalan terbaik untuk menanamkan nilai-nilai agama yang kuat dan karakter yang mulia. Jadi, mari kita sebagai orang tua mengurangi rasa khawatir, dan lebih fokus pada niat tulus untuk memberikan yang terbaik bagi putra-putri kita. Semoga dengan niat yang ikhlas dan doa yang tulus, anak-anak kita dapat meraih kebahagiaan sejati dan menjadi pribadi yang berguna di dunia dan akhirat. Aamiin.