+1 234 567 8

pemdes@sidamukti.desa.id

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

“Harmoni dalam Keberagaman, Semangat dalam Persatuan”
Wujud Syukur dan Pelestarian Budaya oleh Warga Sidamukti

Desa Sidamukti, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap kembali menyelenggarakan tradisi tahunan Peringatan Memetri Bumi, sebuah kegiatan kultural yang sarat makna spiritual dan sosial. Rangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai Sabtu hingga Senin, 19–21 Juli 2025, ini mengusung tema “Harmoni dalam Keberagaman, Semangat dalam Persatuan.”

Melalui berbagai kegiatan keagamaan, budaya, hingga seni pertunjukan tradisional, masyarakat Desa Sidamukti menunjukkan rasa syukur atas nikmat bumi dan hasil alam yang melimpah, sekaligus mempererat ikatan sosial antarwarga dan lintas generasi. Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan dan doa dari warga masyarakat semuanya.

Diawali Ziarah ke Makam Para Leluhur

Rangkaian kegiatan dimulai pada Sabtu sore, 19 Juli 2025, dengan ziarah ke makam para leluhur dan pendiri desa yang bertempat di kawasan Panyeretan. Prosesi ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Sidamukti, Sutrisno, bersama perangkat desa dan tokoh masyarakat. Ziarah tersebut menjadi simbol penghormatan terhadap jasa para pendahulu yang telah meletakkan fondasi kehidupan masyarakat Sidamukti.

Dengan khidmat, rombongan memanjatkan doa dan harapan agar Desa Sidamukti senantiasa diberikan keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan dari Allah SWT, serta agar generasi penerus senantiasa mengingat sejarah dan menghargai perjuangan para leluhur.

Tasyakuran Desa dan Santunan Yatama Bersama KH. Basuki Rahmat

Pada Sabtu malam, kegiatan berlanjut di Balai Desa Sidamukti dengan tasyakuran desa dan santunan yatama, dihadiri ratusan warga dari berbagai dusun. Tasyakuran ini diisi dengan tausiyah dan doa bersama yang disampaikan oleh KH. Basuki Rahmat dari Kesugihan, Cilacap. Dalam tausiyahnya, beliau menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan sebagai bagian dari bentuk syukur yang sejati.

Sebanyak puluhan anak yatim dari berbagai wilayah desa menerima santunan dari pemerintah desa dan para donatur, sebagai bentuk kepedulian sosial yang menjadi bagian penting dari tradisi Memetri Bumi. Kegiatan malam itu berlangsung dengan penuh kehangatan, kekhusyukan, dan kebersamaan.

Kesenian Ronggeng Meriahkan Malam Minggu di Gendiwung

Memetri Bumi juga menjadi ajang pelestarian budaya lokal. Minggu malam, 20 Juli 2025, di perempatan Gendiwung sebelah timur desa, digelar kesenian tradisional Ronggeng yang dipersembahkan oleh seniman-seniman lokal. Warga dari berbagai usia memadati area pertunjukan, menikmati alunan musik tradisional dan gerak tarian khas yang telah menjadi identitas budaya masyarakat Jawa pesisir.

Ronggeng bukan sekadar hiburan, tetapi juga simbol pergaulan, kegembiraan rakyat, dan bentuk seni pertunjukan yang mengandung nilai historis dan sosial. Kegiatan ini juga sekaligus menghidupkan kembali ruang-ruang publik desa sebagai tempat perjumpaan budaya.

Senin Pagi: Kirab Budaya dan Hasil Bumi

Puncak kemeriahan terjadi pada Senin pagi, 21 Juli 2025, ketika warga dari seluruh dusun mengikuti Kirab Budaya dan Hasil Bumi. Kirab dimulai dari balai desa dan mengelilingi jalan utama, menampilkan arak-arakan hasil bumi lokal seperti padi, jagung, umbi-umbian, buah-buahan, serta simbol-simbol pertanian dan peternakan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Sidamukti.

Peserta kirab mengenakan pakaian adat dan membawa replika peralatan tani, diiringi seni musik tradisional. Tak ketinggalan, anak-anak sekolah, guru, serta tokoh masyarakat dan lembaga pendidikan turut serta dalam barisan, menandai keterlibatan seluruh elemen masyarakat.

Kirab ini tidak hanya menjadi simbol syukur atas rezeki alam, tetapi juga sarana edukasi budaya bagi generasi muda serta wahana promosi kekayaan desa yang berpotensi dikembangkan sebagai daya tarik wisata berbasis kearifan lokal.

Senin Sore: Kuda Lumping Menyemarakkan Lapangan Polindes Desa

Pada Senin sore, lapangan desa menjadi saksi hidupnya kesenian Kuda Lumping, yang merupakan aset budaya lokal kebanggaan warga. Atraksi tari yang menampilkan gerak dinamis dan iringan musik gamelan ini menyedot perhatian ratusan warga yang memadati arena pertunjukan.

Kesenian ini tak hanya mempertontonkan kekuatan fisik dan estetika, tetapi juga menanamkan pesan tentang kekuatan spiritual, keberanian, dan kebersamaan dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Malam Penutupan: Wayang Kulit Bersama Ki Guntur Riyanto

Sebagai penutup rangkaian kegiatan Memetri Bumi, Senin malam digelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk di halaman balai desa, menampilkan Ki Dalang Guntur Riyanto dari Maos, Cilacap. Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Patimuan, Forkompimcam, tokoh desa, dan warga masyarakat dari berbagai dusun.

Lakon yang dibawakan mengangkat cerita pewayangan dengan pesan moral tentang kepemimpinan, kesetiaan, dan perjuangan dalam menjaga keharmonisan kehidupan. Penonton diajak merenungi nilai-nilai luhur seperti kejujuran, pengorbanan, serta pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman.

Acara ini menjadi momen puncak, di mana warga berbaur tanpa sekat, menyimak petuah budaya sambil menikmati suguhan seni tradisional yang menyejukkan jiwa.

Menjaga Tradisi, Merawat Jati Diri

Kepala Desa Sidamukti, Sutrisno, dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa kegiatan Memetri Bumi bukan semata seremonial tahunan, tetapi merupakan bentuk kesadaran kolektif warga dalam menjaga identitas budaya, kekayaan alam, dan semangat gotong royong.

“Tradisi ini adalah warisan leluhur yang mengajarkan kita pentingnya hidup selaras dengan alam, menghargai sesama, dan menjaga kerukunan. Semoga tahun-tahun ke depan, kegiatan ini semakin memperkuat jati diri Desa Sidamukti sebagai desa yang berbudaya, harmonis, dan bersatu,” ujar Sutrisno dalam sambutannya saat membuka kirab budaya.

Penutup

Peringatan Memetri Bumi Tahun 2025 di Desa Sidamukti menjadi bukti bahwa nilai-nilai kearifan lokal, ketika dipelihara dengan kesungguhan, dapat menjadi perekat sosial sekaligus energi positif untuk pembangunan desa. Dengan tema “Harmoni dalam Keberagaman, Semangat dalam Persatuan”, warga Sidamukti menegaskan komitmennya untuk terus bersatu dalam perbedaan, dan bergerak maju dalam irama budaya yang lestari.