+1 234 567 8

pemdes@sidamukti.desa.id

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

Perjalanan menuntut ilmu selalu menjadi kisah yang penuh makna, terutama ketika seorang pemuda desa berani melangkah jauh menembus batas negeri demi menggapai cita-cita. Demikianlah kisah Abdi Bagja Semesta, putra Desa Sidamukti, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, yang kini menempuh pendidikan agama di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir. Kisahnya tidak hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga menjadi catatan penting bagi pemerintah desa dan seluruh masyarakat Sidamukti, bahwa harapan baru tengah lahir dari semangat juang seorang anak muda desa.

Bagi masyarakat Sidamukti, nama Al Azhar bukanlah sekadar kampus. Ia adalah simbol keilmuan, pusat pendidikan Islam yang melahirkan ulama besar dunia sejak abad ke-10. Banyak tokoh bangsa Indonesia yang pernah menimba ilmu di sana, menjadikan Al Azhar sebagai jembatan antara peradaban Islam Timur Tengah dan Nusantara. Kini, Abdi Bagja Semesta menyusul jejak itu, membawa nama baik desa kecilnya menuju panggung pendidikan internasional.

Latar Belakang Perjalanan

Sejak kecil, Abdi dikenal sebagai anak yang tekun, sederhana, dan berakhlak baik. Ia tumbuh di lingkungan desa yang sarat dengan nilai kebersamaan, gotong royong, dan tradisi religius yang kuat. Orang tuanya selalu menanamkan semangat bahwa ilmu adalah warisan paling berharga, lebih mulia dari harta dan kedudukan. Didikan keluarga inilah yang menumbuhkan tekad kuat dalam dirinya untuk menuntut ilmu agama lebih dalam, hingga ia berani memilih jalan panjang menuju Mesir.

Kepergian Abdi tidak datang tiba-tiba. Sejak beberapa tahun lalu, ia sudah menyiapkan diri melalui berbagai proses seleksi, pembelajaran bahasa Arab, serta pendalaman kitab klasik. Dorongan dari guru-guru ngaji, dukungan keluarga, dan motivasi dari tokoh masyarakat Sidamukti semakin menguatkan langkahnya. Hingga akhirnya, pada tahun 2025 ini, Abdi resmi tercatat sebagai mahasiswa baru di Universitas Al Azhar Kairo.

Sambutan Pemerintah Desa

Pemerintah Desa Sidamukti memberikan apresiasi tinggi atas keberangkatan Abdi. Kepala Desa Sutrisno menyampaikan bahwa perjalanan ini bukan sekadar urusan pribadi, tetapi juga bagian dari ikhtiar desa dalam mencetak generasi unggul. “Kami bangga ada anak Sidamukti yang berani menempuh pendidikan di luar negeri. Semoga ini menjadi motivasi bagi pemuda lain untuk terus belajar dan berjuang,” ujar beliau dalam kesempatan pelepasan sederhana di Balai Desa.

Sekretaris Desa, perangkat desa, serta tokoh masyarakat juga hadir memberikan doa restu. Semua menyadari bahwa keberhasilan seorang pemuda dalam menuntut ilmu akan membawa dampak positif, bukan hanya bagi keluarganya, melainkan juga untuk masyarakat luas ketika kelak ia kembali.

Suasana Perpisahan

Hari perpisahan menjadi momen haru. Banyak tetangga yang datang sekadar bersalaman, memberikan doa, dan menitipkan pesan. Ada rasa bangga, ada pula rasa kehilangan karena Abdi akan meninggalkan desa untuk waktu yang lama. Namun semua menyadari, perpisahan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan panjang menuju kematangan ilmu dan pengalaman.

Ibu Abdi, dengan mata berkaca-kaca, menyampaikan harapan agar anaknya tetap kuat menghadapi segala tantangan. “Nak, jangan lupa salat, jangan lupa doa untuk keluarga, dan jangan lupa jaga kesehatan. Kami di sini selalu mendukungmu,” katanya penuh haru. Pesan itu menjadi bekal emosional yang sangat berharga bagi Abdi sebelum berangkat ke negeri jauh.

Universitas Al Azhar Kairo

Al Azhar dikenal sebagai mercusuar ilmu Islam dunia. Sejak berdiri lebih dari seribu tahun lalu, universitas ini melahirkan ribuan ulama yang berperan penting dalam perkembangan Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Bagi mahasiswa dari Nusantara, Al Azhar bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga ruang bertemu dengan peradaban besar, memperluas wawasan, sekaligus mempererat ukhuwah Islamiyah antarbangsa.

Bagi Abdi, menimba ilmu di Al Azhar berarti mewarisi tradisi panjang pencarian ilmu yang pernah ditempuh para ulama Nusantara. Ia sadar, tanggung jawab yang ia emban bukan hanya belajar, tetapi juga menjaga nama baik bangsa dan desanya.

Tantangan Jarak dan Perjuangan

Menuntut ilmu di negeri orang tentu penuh tantangan. Jauh dari keluarga, beda budaya, cuaca yang ekstrem, hingga kebutuhan hidup sehari-hari yang harus dikelola dengan baik. Namun Abdi meyakini bahwa semua itu adalah bagian dari perjuangan. Ia mengingat pesan guru-gurunya, bahwa ilmu tidak akan datang tanpa kesungguhan, pengorbanan, dan kesabaran.

Setiap kesulitan di negeri orang akan menjadi bagian dari proses pendewasaan. Ia percaya, semakin banyak rintangan yang ditemui, semakin kuat pula kepribadian yang terbentuk.

Makna bagi Desa Sidamukti

Bagi Desa Sidamukti, keberangkatan Abdi Bagja Semesta adalah sebuah simbol. Simbol bahwa desa kecil di ujung Patimuan pun mampu melahirkan generasi yang berani menembus batas internasional. Ini membuktikan bahwa desa bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga tempat lahirnya harapan, tempat tumbuhnya potensi, dan tempat berkembangnya generasi emas.

Pemerintah desa berharap agar kisah Abdi menjadi inspirasi bagi pemuda lainnya. Bahwa jalan menuju kesuksesan tidak hanya terbatas pada kota besar atau pekerjaan instan, tetapi juga melalui ilmu, kesabaran, dan perjuangan panjang.

Doa dan Harapan

Masyarakat Sidamukti bersama-sama mendoakan agar Abdi senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan, dan keberkahan ilmu. Mereka percaya, kelak ketika pulang, Abdi akan membawa secercah cahaya yang mampu membimbing generasi muda menuju kehidupan yang lebih baik, penuh keberkahan, serta memberi manfaat yang luas.

Doa itu tidak hanya terucap di bibir, tetapi juga hadir dalam hati setiap warga yang merasa bangga dengan langkah berani seorang pemuda desa.

Refleksi Kehidupan

Kisah Abdi mengingatkan kita bahwa hidup di dunia fana ini hanya sementara. Tidak ada yang abadi, kecuali amal baik dan ilmu yang bermanfaat. Perjuangan seorang pemuda menempuh jalan panjang demi ilmu adalah contoh nyata bahwa kehidupan harus dijalani dengan tekad, keyakinan, dan pengorbanan.

Jika rumput, pohon, dan bangunan pun suatu saat bisa rapuh dan roboh, maka manusia pun demikian. Namun yang membedakan adalah, manusia dapat meninggalkan jejak ilmu dan kebaikan yang tetap hidup bahkan setelah jasad tiada.

Penutup

Perjalanan Abdi Bagja Semesta ke Universitas Al Azhar Kairo bukan hanya tentang dirinya, melainkan juga tentang Sidamukti. Tentang bagaimana sebuah desa kecil menaruh harapan besar kepada pemudanya. Tentang bagaimana pendidikan bisa menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.

Semoga langkah ini menjadi awal dari lahirnya lebih banyak generasi Sidamukti yang berani bermimpi, berani berjuang, dan berani menorehkan prestasi. Karena sejatinya, perjalanan menuntut ilmu adalah perjalanan menuju kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat.