Di dunia ini, segala sesuatu berdiri sama tegak. Rumput tumbuh merata di hamparan tanah, pohon menjulang tinggi meneduhkan sekitarnya, dan gedung berdiri kokoh menantang langit. Sekilas, mereka tampak berbeda—dari bentuk, fungsi, hingga kekuatannya. Namun sesungguhnya, ada satu kesamaan yang menyatukan mereka: tak ada yang abadi.

Rumput yang hijau segar bisa menguning ketika musim kemarau panjang. Pohon yang akarnya menghujam bumi bisa rapuh diterpa badai. Bahkan gedung yang megah sekalipun, bisa runtuh jika dimakan usia atau dirobohkan oleh tangan manusia. Begitulah hukum alam bekerja, bahwa setiap yang berdiri tegak punya masanya untuk melemah, goyah, dan akhirnya tumbang.
Begitu pula dengan manusia. Kita semua berdiri di atas panggung kehidupan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Ada saatnya kuat, ada masanya rapuh. Ada waktu merasa berjaya, ada pula masa ketika harus berlutut menghadapi cobaan. Tidak ada yang luput dari ujian, dan tidak ada yang kekal selamanya di muka bumi.

Jika tidak roboh karena badai cobaan, bisa jadi kita perlahan habis dimakan waktu. Namun dari kesadaran itulah muncul pelajaran berharga: setiap fase kehidupan adalah kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan bersyukur.

Kawan, jangan pernah kehilangan harapan. Bila malam terasa begitu pekat, percayalah fajar akan selalu datang. Setiap gelap punya akhir, setiap badai akan reda, dan setiap luka akan sembuh seiring waktu. Yang diperlukan hanyalah ketegaran hati dan keyakinan bahwa badai pasti berlalu.

Maka, semangatlah. Hadapi hari dengan keyakinan, jalani perjalanan hidup dengan keberanian. Jangan lupa untuk selalu bersyukur atas karunia yang telah kita terima, sekecil apapun itu. Karena syukur adalah kekuatan yang membuat kita mampu berdiri kembali setelah jatuh, tersenyum setelah menangis, dan melangkah lagi setelah tertatih.

Salam sehat dan bahagia selalu. 🌱🌳🏢✨
 
                         
												
