Istighotsah Minggu Wage: Menggalang Doa dan Kebersamaan dalam Sistem Zonasi Ranting Nahdlatul Ulama Sidamukti
Pada setiap organisasi atau kelompok, kebersamaan dan doa menjadi faktor penting dalam menjaga solidaritas dan kekuatan bersama. Di dalam Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, salah satu upaya yang dilakukan untuk memperkuat ikatan kebersamaan adalah dengan menggelar istighotsah. Salah satu acara istighotsah yang terkenal adalah “Istighotsah Minggu Wage” yang diadakan di tingkat ranting dan berhubungan erat dengan Sistem Zonasi NU. Artikel ini akan membahas tentang pentingnya Istighotsah Minggu Wage dalam mempererat jalinan silaturahmi dan memperkuat keimanan umat di tingkat ranting Nahdlatul Ulama.
NU sebagai organisasi yang memiliki jaringan yang luas, terdiri dari tingkat pusat, wilayah, cabang, ranting, dan pengurus pondok pesantren. Sistem Zonasi NU di Ranting NU SIdamukti yang diinisiasi oleh Rois Suriah KH Ahmad Toharun dibentuk untuk memfasilitasi kerja sama dan koordinasi antar tingkat Pengurus Anak Ranting. Pada tingkat anak ranting, kegiatan-kegiatan rutin seperti pengajian, pelatihan, dan musyawarah seringkali diadakan untuk menjaga kebersamaan dan saling berbagi pengalaman dalam menjalankan ajaran Islam yang moderat dan membumi.
Salah satu acara yang menjadi tradisi dan mendapatkan perhatian khusus di tingkat ranting Sidamukti adalah Istighotsah Minggu Wage. Istighotsah Yamisda Minggu Wage merupakan istighotsah yang diadakan setiap minggu wage dalam penanggalan Jawa. Minggu Wage sendiri memiliki keistimewaan dan keberkahan tersendiri menurut kalender Jawa. Pada hari tersebut, umat Islam NU di tingkat anak ranting berkumpul bersama untuk bersama-sama berdoa dan memohon ampunan serta perlindungan dari Allah SWT.
Tujuan utama dari Istighotsah Minggu Wage adalah untuk mempererat hubungan antar anggota anak ranting NU dan meningkatkan kebersamaan dalam beribadah. Melalui istighotsah ini, Jamiyyah NU dapat saling memberi semangat, berbagi pengalaman, serta saling mendukung dalam menjalankan ajaran Islam. Istighotsah juga menjadi wadah untuk menggalang doa bersama dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh umat Islam, baik di tingkat individu, keluarga, maupun masyarakat secara luas.
Selama acara istighotsah,Jamiyyah NU di tingkat anak ranting membaca doa-doa istighotsah yang diajarkan oleh para kyai dan ulama terkemuka. Doa-doa tersebut mencakup permohonan ampunan, keberkahan, keselamatan, dan perlindungan dari segala macam bencana dan gangguan. Selain itu, dilakukan pula pembacaan kitab suci Al-Qur’an serta dzikir dan wirid untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Melalui Istighotsah Minggu Wage, tercipta atmosfer yang sakral dan penuh kebersamaan di antara jamaah NU di tingkat anak ranting. Acara ini juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota anak ranting serta menyatukan langkah dalam menghadapi berbagai isu dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di sekitar mereka.
Dalam konteks Sistem Zonasi NU, Istighotsah Minggu Wage memiliki peran yang penting. Dalam Sistem Zonasi, anak ranting-NU yang berada dalam satu wilayah atau zona kerap bekerja sama dalam berbagai kegiatan dan program, termasuk dalam mengadakan istighotsah. Hal ini memperkuat keterkaitan antar ranting dan mendorong solidaritas antar anggota NU dalam lingkup yang lebih luas. Dalam sambutannya Rois Suriah memberikan alasan mengapa sistem zonasi ini diberlakukan karena mengingat jika diadakan tingkat Ranting maka fasilitas tempat dan pasugatan kurang memadahi sehingga menjadi kurang nyaman dalam melaksanakan kegiatan istighotsah.
Istighotsah Minggu Wage kali ini dilaksanakan untuk anak ranting Langgekepuh dan Gendiwungcagak di Masjid At Taqwa Dusun Gendiwungcagak, hadir dalam kesempatan itu Pengurus Ranting Suriatan wa Tanfidziyatan serta jamaah dari dua dusun paling timur dari wilayah Desa Sdaimukti. dan selanjutnya diberlakukan sama untuk ke 3 dusun setelahnya. Diharapkan terjalin kebersamaan yang kuat antar anggota anak ranting Nahdlatul Ulama. Kebersamaan ini akan memperkuat rasa persaudaraan, saling tolong-menolong, dan saling memotivasi dalam beribadah serta dalam menjalankan misi sosial kemasyarakatan yang menjadi fokus Nahdlatul Ulama.
Dalam kesimpulan, Istighotsah Minggu Wage menjadi momen yang penting bagi Jama’ah dan Jam’iyyah NU di tingkat ranting untuk mempererat hubungan kebersamaan dan saling berdoa. Acara ini tidak hanya memperkuat ikatan dalam lingkup anak ranting, tetapi juga dalam lingkup yang lebih luas melalui Sistem Zonasi Ranting NU Sidamukti. Dengan kebersamaan yang kuat dan doa yang bersama-sama, Jama’ah NU diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan dan menjadi kekuatan positif dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Aaamiin Yaa Rabbal ‘Alaamiin.