Patimuan, Cilacap – Infrastruktur jalan yang baik adalah tulang punggung pembangunan suatu wilayah. Namun, di wilayah Desa Sidamukti, Patimuan, Cilacap, kisah panjang pembangunan Jalan Selatan Selatan sudah berlangsung hampir 20 tahun tanpa selesainya. Meskipun menjadi harapan bagi warga setempat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan mereka, proyek ini terasa seperti ‘stay on’ yang tak kunjung berakhir.
Pembangunan Jalan Selatan Selatan di Desa Sidamukti dimulai pada awal tahun 2000-an dengan harapan akan menghubungkan lebih baik antara desa ini dengan daerah-daerah sekitarnya dan memungkinkan akses yang lebih baik ke pusat kota Cilacap. Proyek ini diberi julukan “pemersatu” dan menjadi topik pembicaraan hangat dalam pertemuan komunitas.
Namun, dengan berjalannya waktu, pembangunan jalan ini justru mengalami banyak hambatan. Salah satu masalah utama adalah pembebasan lahan. Sejumlah tanah milik warga harus digusur untuk memberikan ruang bagi jalan baru. Ini menjadi masalah yang kompleks, karena banyak dari pemilik tanah tersebut memiliki lahan yang sangat berharga bagi mereka.
Kemudian, ada masalah terkait anggaran. Keterbatasan dana membuat proyek ini terhenti berkali-kali, dan konstruksi yang dimulai tidak pernah mencapai tahap yang cukup untuk memberikan manfaat nyata kepada masyarakat. Hasilnya adalah jalan ini menjadi tidak layak untuk dilalui, penuh dengan lubang, dan seringkali sulit dilalui, terutama saat musim hujan.
Ketidakpastian mengenai kapan jalan ini akan selesai telah menyebabkan frustrasi di kalangan warga Sidamukti. Mereka melihat harapan mereka untuk memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan peluang di luar desa terus melempem.
Pemerintah daerah dan pusat telah berjanji untuk menyelesaikan proyek ini beberapa kali, tetapi hingga saat ini, pembangunan jalan ini tetap menjadi proyek yang terbengkalai. Banyak warga yang merasa kecewa dan mulai kehilangan harapan bahwa proyek ini akan pernah selesai.
Sementara itu, jalan yang tidak selesai ini juga telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan mobilitas warga. Transportasi barang dan layanan publik menjadi terganggu, menghambat perkembangan desa ini.
Harapan masih tersisa di hati warga Sidamukti. Mereka berharap bahwa pemerintah pusat dan daerah akan kembali memprioritaskan pembangunan jalan ini untuk membantu masyarakat mendapatkan akses yang lebih baik ke peluang-peluang yang selama ini mereka impikan.
Sebagai kesimpulan, Stay On pembangunan Jalan Selatan Selatan di wilayah Desa Sidamukti, Patimuan, Cilacap, selama hampir 20 tahun merupakan cerminan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan Indonesia. Pembangunan jalan ini tetap menjadi harapan dan kebutuhan mendesak bagi warga Sidamukti, dan mereka berharap agar proyek ini segera diselesaikan untuk mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan mereka.